Extrovertism
Alone for an extrovert are depressing. and that's all I can say. semakin dewasa gue semakin sadar yang gue suka dan yang bikin gue bahagia adalah kalau bisa bantu orang. kalau gue bisa berada di tengah orang-orang. Dua tahun belakangan susah sekali rasanya mau ada di antara orang-orang. Dulu, gue takut sama kepribadian gue yang selalu ingin jadi pusat perhatian. karena jadi pusat perhatian itu sama juga artinya kita hidup di dalam toples bening yang kalau gue ngelakuin kesalahan sekecil apapun, gue harus siap menanggung judgement orang terhadap gue. Tapi menjadi pusat perhatian juga berarti approachable . Mudah di hubungi, bisa dimintai tolong kapan aja, dan selalu dibutuhkan. Belakangan gue sadar bahwa yang bikin gue bahagia adalah kalau gue bisa terkoneksi dengan setiap orang di dunia ini. kalau ada miliaran orang di dunia, lantas kenapa gue harus merasa sendiri? Gue sadar gue selalu berusaha keras untuk tetap terhubung, untuk tetap terlibat, untuk tetap ada. ...