Jujur sama diri sendiri

Jujur sama diri sendiri, kata orang dari situlah kita bisa belajar lebih dewasa dan tenang dalam menghadapi sesuatu. 

setelah bapak ga ada, jujur gue sedih, gue ngerasa kehilangan arah, dan gue ngerasa untuk pertama kalinya gue gak punya tempat aman. gue sendiri, dimanapun dan kapanpun. Ingat puisi Chairil Anwar yang jadi kutipan di film AADC 1. Aku susah tidur, orang ngomong, anjing gonggong, dunia jauh mengabur. saat ini entah kenapa gue ngerasain itu. 

Akhir-akhir ini, gue sadar satu hal. Orang itu bukan barang yang bisa kita buang seenaknya. Gue sadar, gue dulu banyak melakukan itu demi membuka lembaran baru kehidupan gue. Diusia gue yang sudah menginjak seperempat abad gue sadar ternyata setelah semua fase hidup yang gue lewati, sekarang tidak banyak perubahan yang bisa terjadi, atau mungkin kemampuan gue dalam beradaptasi terhadap lingkungan dan situasi baru yang lebih cepat. I am become more adaptive. At some point maybe I was forced to be more adaptive

Setelah semua yang terjadi sama gue beberapa bulan terakhir, lebih tepatnya setelah gue dinyatakan lepas dari covid, gue sadar kenapa para penyintas disebut S. Cov. Dari covid gue belajar banyak hal. Gue belajar untuk bisa lebih empathy, logis, rasional, dan realistis. Selain itu gue juga belajar untuk sabar, ikhlas, dan tawakal. Sebuah pelajaran hidup yang gue sadar akan menjadi bekal untuk gue menata kehidupan gue kedepannya. 

Kata orang sih, manusia akan mengambil keputusan terbesar dalam hidupnya di usia 27 tahun. Gue gak tau apakah itu betul atau tidak, tapi orang disekitar gue yang sudah melewati usia 27 tahun banyak melakukan keputusan besar yang berdampak pada kehidupan mereka setelah 27 tahun. Jujur untuk melewati fase itu tanpa seorang ayah adalah sebuah hal yang berat untuk gue lewati, atau mungkin gue terlalu overthinking dan pesimis aja dalam menatap masa depan. Tapi gue belajar dari overthinking dan ke pesimisan gue menatap masa depan agar gue bisa menata hidup yang saat ini gue jalani dengan sebaik mungkin. Agar kelak mungkin masa depan gue bisa jauh lebih cerah dari sekedar harapan dan mimpi atau bahkan ketakutan gue. 

Gue mulai kembali menata kehidupan gue, more specifically make a peace with everyone. Meskipun gue sadar ini bukan hal mudah. But I learned to make a peace with myself and my destiny. So I guess, it's time for me to make a peace with my life, which would also means included the people in my life. someone told me that's the key of adulthood is patience. "Sabar, dan jangan sampai kehilangan jati diri" gue rasa itulah esensi nya jujur sama diri sendiri. Dengan jujur sama diri sendiri kita bisa lebih jelas melihat jati diri kita sebenarnya. Menerima kekurangan diri itu mudah, tapi mengubahnya menjadi kekuatan itu kadang jadi tantangan. Jangankan mengubah kekurangan menjadi tantangan, memaksimalkan potensi diri aja tentu butuh usaha keras. but again, never give up and be patience is the key.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Eight Years In One Day

Bidik Jurusan Gratis ? Youth Manual Aja

Indigo