Proud of my brother
Mungkin aku jarang sekali bercerita tentang adik laki-laki ku. Ya, memang seperempat Abad kami hidur bersama kita sering berbeda pendapat. Tak jarang kita juga menjadi rival demi mendapatkan perhatian orangtua. Maklum jarak usia kita cuma beda satu setengah tahun.
Tapi belakangan ini, setelah tiga tahun ditinggalkan oleh bapak. Apalagi setelah aku menikah, fauzan menunjukan perubahan yang pesat. Ya memang dia duluan menikah melangkahi aku, tapi tetap saja bagiku dia adalah adikku. Kadang aku lupa kalau meskipun dia adik tapi dia adalah laki-laki yang ditakdirkan untuk memimpin.
Mungkin hari dimana aku menikah Dan fauzan menjadi waliku yang sah Dan Utama adalah hari dimana aku sadar bahwa aku mulai memandang dia sebagai pemimpin.
Adikku sosok yang sangat rendah hati, jujur, bertanggung jawab, Dan juga perasa. Dia tidak pernah merasa hebat apalagi sombong. Meskipun kadang terlihat cuek, tapi di dalam didinya dia adalah pribadi yang sangat peduli pada sekitar. Pernah satu waktu tanganku teriris pecahan kaca Dan dia dengan sigap membantu. Hal itu jujur jarang terjadi, tapi itu pasti terjadi kalau dia ada di lokasi kejadian kecelakaan atau apapun itu dia akan langsung bertindak, seolah itu sudah menjadi reflex baginya.
Itulah sosok fauzan yang aku kenal. Dan hari ini aku melihat dia semakin bertumbuh menjadi dewasa, bertanggung jawab, menjadi sosok pemimpin bukan hanya bagi keluarganya tapi juga bagi perusahaan.
Sosok fauzan yang selalu mementingkan orang lain daripada dirinya sendiri itulah yang seringkali membuatku kesal sekaligus kagum.
Sepeninggal bapak, fauzan adalah laki-laki satu-satunya di keluarga kami. Pasti tidak mudah untuk usianya saat itu yang bahkan belum 25 tahun. Namun dia dengan sabar mendengarkan kritik Dan terus bertumbuh.
Didampingi oleh isteri yang juga solehah, fauzan terus bertumbuh. Begitupun aku. Di rumah, aku, fauzan Dan pasangan kami masing-masing berusaha belajar Dari satu sama lain untuk membangun keluarga yang utuh, sakinah, mawadah, Dan warahmah. Kami percaya bahwa bukan cucu yang akan membuat mamah bahagia, namun melihat anak-anaknya akur Dan menjalani pernikahan yang baik dan rumah tangga yang utuh. Kami sadar bahwa sepeninggal bapak kami harus bekerja sama dalam segala Hal. Terlebih menjadi contoh Dan panutan bagi adik bungsu kami yang kini beranjak dewasa. Tak bisa dipungkiri pernikahan aku Dan rangga, fauzan Dan ayu menjadi gambaran nyata kehidupan menikah bagi adik kami. Dan semoga kami bisa terus akur Dan terus rukun.
Komentar
Posting Komentar
Hello, Thank you for leaving comment in my Blog. Keep reading and hope you enjoy it :)