My Facebook is Hacked

Hari libur kemarin, ketika bisa bangun siang dan buka handphone, banyak chat Whatsapp masuk yang menanyakan "Apakah facebook aku di hack?" 

sudah beberapa bulan lalu sebetulnya aku ga bisa log in ke facebook yang udah menyimpan banyak sejarah hidup, karena aku bikin dari SMP. Alasan gak bisa log in ya karena email nya udah gak aktif dan bodohnya aku gak masukin nomber telfon. Tapi setelah tau aku gak bisa log in facebook aku langsung bikin facebook baru dengan email yang aku pakai di instagram. 

Tapi kemarin emang cukup kaget juga sih ketika profile facebook aku berganti foto sama foto asing, postingan asing, oh ternyata udah ada yang berhasil ngebobol facebook aku. Yaudah lah. 
Tapi dari kejadian ini aku jadi belajar betapa mudahnya hidup kita di rekayasa media sosial. Image yang sudah lama di bangung untuk publik bisa berubah seketika. Ini membuat aku sadar betapa sulitnya mengetahui jati diri seseorang, apalagi ketika diri kita dilihat dan dinilai dari apa yang kita posting di media sosial. 

Life indeed is funny and sometimes has a double standard

Aku bertemu suamiku pun lewat platform online, dan disinilah aku mengungkapkan soal sulitnya mengenal jati diri seseorang di era digital. moral of the story, maybe, we still to know people in person. 

ketika aku match sama suami aku di platform online, kita janjian ketemu, habis ketemu kita sering komunikasi, sering tukar pikiran, sampai akhirnya saling mengenal keluarga satu sama lain dan menikah.

Di musim politik ini, media digital adalah cara untuk tau latar belakang calon-calon pemimpin, baik para caleg maupun presiden, tapi berkaca pada kejadian yang aku alami, aku gak bisa menilai para calon ini hanya lewat media digital. Aku harus tau minimal dari orang yang pernah bertemu dengan mereka, gimana karakternya. mungkin kalau untuk calon presiden dan wakilnya kita bisa melihat interaksinya dan cara komunikasi nya di televisi, di youtube, di acara debat, atau yang lainnya. Tapi untuk para calon anggota legislatif, calon wakil rakyat, apa cukup hanya kenal via media digital? sepertinya tidak. 

Masih ada 48 hari jelang pemilu. waktunya untuk mengenal para caleg. kalau kampanye tidak cukup mendekatkan, tidak cukup membuat kita kenal para calon wakil rakyat, maka kita yang harus mengenal mereka. kita yang harus bergerak, toh kita memilih calon wakil kita di pemerintahan kan? 

kalau mengenal hanya lewat media sosial saja tidak cukup, maka ini saatnya kita silaturahmi. saat nya kita untuk tanya ke teman, kerabat, dan relative, siapa tau mereka ada yang mengenal dekat atau mungkin pernah bertemu para calon ini, waktunya untuk bertanya, apakah mereka layak mewakili rakyat di DPR? seperti apa pribadinya yang tidak terlihat di media sosial? 

Menurut saya, ini adalah hal yang paling mudah untuk dilakukan, toh para calon ini di bagi berdasarkan regional. Tidak salah bukan kalau ini adalah saat yang langka, kita yang biasanya cuek sama tetangga di masa seperti ini waktunya untuk saling ngobrol dan tanya-tanya. Tidak menutup kemungkinan, dari orang-orang terdekat di lingkungan rumah kita mungkin bisa mendapat pencerahan, bisa semakin mengenal para calon wakil rakyat. Dengan begitu demokrasi mungkin bisa menjadi jalan untuk silaturahmi. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Eight Years In One Day

Bidik Jurusan Gratis ? Youth Manual Aja

Indigo