My wedding story

Ga nyangka banget setahun lalu pas aku tepat berusia 27 tahun, Allah SWT akhirnya mempertemukan aku dengan jodohku yang sekarang Jadi suami aku... 🥰

Masih inget perjuangan mencari Cinta mungkin Sejak lulus kuliah Kali ya, karena waktu SMP dan SMA aku berkomitmen untuk Gak pacaran dulu. Meskipun yah kalo yang naksir dan yang aku taksir sih dulu juga Ada. Cuma mindset aku selalu berfikir pacaran pas SMP dan SMA mau dibawa kemana hubungannya? Nikah Kan Ga mungkin. Karena Dari dulu emang aku Gak mau nikah Muda, meskipun pas kuliah sempet terpikir lelahnya ngerjain skripsi dan problematika kehidupan ini rasanya dulu aku pingin nikah aja. Tapi Alhamdulillah aku berhasil melewati semua tanpa pernah pacaran. 

Sampai akhirnya aku pacaran pertama Kali itu di ulang tahun ke 23 tahun. Yap going on first relationship literally on my birthday. Sama orang India dulu itu. Jadi Kita long distance. Dan cuma bertahap 3 Bulan. Karena Capek Sama miss communication nya. Namanya juga LDR. Terus aku mulai berdoa kalau memang jodohnya deket maka yang paling deket lah dan kalau jodohnya jauh maka semoga yang terjauh. Sampai akhirnya beberapa Kali jadian Sama orang luar negeri. Udah berasa Kaya kucari Cinta Sampai ke ujung Dunia. 😂

Cuma di tahun 2021 aku diperkenalkan dengan toxic relationship yang menguras hati dan pikiran. Emang Salah sih aku terlalu sayang Sama manusia. Sampai kadang lupa kalau diri ini juga layak di sayangi dan dicintai. 

Dari patah hati itu aku mencoba bangkit, namun berkali-kali jatuh. Terutama ketika bapak meninggal. Akhirnya moment patah hati dan berduka ditinggal keluarga menjadi Alasan aku untuk memperbaiki diri. Mulai Dari ikut kajian Liqo, ikut kelas pra nikah, sampai ikut pendampingan ke psikolog. Waktu itu kurang lebih sekitar sebulan sekali rutin untuk terapi ke psikolog. Dan Alhamdulillah nya aku cocok dengan psikolog di bawah naungan biro psikologi family fest yang dikelola oleh kaka sepupu mamah. Jadi terapi nya cocok, terpercaya juga, dimiliki Sama keluarga sendiri dan bikin terapi nya lancar tanpa kecanggungan. 

Sampai akhirnya awal tahun 2022 setelah semua fase sulit udah setengah terlewati. Aku juga udah berdamai Sama diri sendiri dan berdamai Sama orang-orang di sekitar. Perlahan- lahan aku mulai membatasi diri Sama Lawan jenis. Mungkin kalian bertanya-tanya, nyari jodoh tapi ko membatasi diri Dari Lawan jenis. Yah ternyata emang di Dunia ini hampir Ga Ada laki-laki yang rela perhatian perempuannya terbagi dengan laki-laki lain. Aku yang awalnya punya banyak temen Lawan jenis perlahan mulai membatasi diri. Dan saat itu perlu di akui rasanya sepi. Bahkan Sampai teman perempuan yang ga se frekuensi dan yang mungkin menurut Allah SWT Gak Baik buat aku pun ikut di jauhkan.

Semua akan Indah pada akhirnya. Dan di setiap kesulitan Pasti Ada kemudahan, itu janji Allah Kan. Maka tepat saat aku berusaha 27 tahun aku yang udah kenal Sama suami aku selama 2 Bulan ini tiba-tiba serasa makin di dekatkan. Mulai Dari dia tiba2 kasih surprise ulang tahun Sama temen2 aku yang tersisa, kemudian ketemu mamahnya, lalu dia ketemu adik aku, keluarga aku, aku juga di kenalin ke keluarganya, terus mamah aku Sama mamah dia nyambung banget sampe ngobrol berdua lama. Akhirnya mantap lah aku untuk nikah Sama dia. 

Nyiapin pernikahan tanpa adanya bapak tuh susah senang ditanggung sendiri. Pembiayaan aku yang ngitung, aku yang nyari juga uang nya Dari mana, aku yang nentuin tanggal, Sampai sempet ngerasa nih calon suami aku dan keluarga bakal kesinggung Gak ya, karena berasa aku sibuk sendiri, berasa Kaya aku mau nikah sendiri. Tapi Alhamdulillah nya semua mengerti dan memahami. Semua Bisa ikut rencana aku Sampai akhirnya pada 22 January 2023 Kita resmi menikah. 

Sejak Hari itu, Sejak tanggal 22 January 2023, aku yang awalnya alpha female, ngurusin sebagian besar hidup aku sendiri, semua gimana aku, Sampai nyiapin pernikahan pun mostly aku yang nentuin, Sejak Hari itu aku resmi Jadi isteri dan hampir semua Hal sekarang aku biarkan suami aku yang menuntun dan mengarahkan. Ternyata enak juga. 😁

Untuk Ga selalu Jadi pusat perhatian, untuk Gak selalu Jadi yang ambil keputusan, untuk Gak selalu Jadi kaka tertua. Itu enak banget ternyata. Dan aku bersyukur imam aku di rumah tangga ini Rangga. Sejak ketemu dia aku Jadi makin banyak bersyukur. Meskipun sarkas Masih Ada. Tapi Kita lebih Banyak bersyukur. Aku bersyukur Allah mempertemukan aku dengan jodohku yang paling dekat. Dari segi jarak, asal usul, kepribadian, pendidikan, Pola pikir, mirip-mirip lah. Menurut aku bibit, bebet, bobot itu penting. Ketika ketemu Sama yang bibit, bebet, bobot nya cocok perempuan akan lebih mudah di arahkan dan menurut aku itu Alasan kenapa perlu menikah. karena sejatinya tulang rusuk perempuan itu bengkok, sekuat-kuatnya dia menopang beban kehidupan, sekuat-kuatnya perempuan menahan misery, it will be better if you have a safe place to land dan juga orang disamping yang Bisa selalu ngasih tau kamu kurang disini, kamu Salah disini, harusnya kamu Bisa begini. Koreksi itu Gak melemahkan ko, justru koreksi itu membawa Kita menjadi versi diri Kita yang lebih Baik. Karena aku percaya hidup itu bukan soal mencari bahagia apalagi mencari Cinta. Hidup itu soal menemukan ketenangan di setiap situasi dan terus berusaha untuk menjadi versi terbaik Dari diri Kita setiap Hari. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Eight Years In One Day

Bidik Jurusan Gratis ? Youth Manual Aja

Indigo