Self-love

Beberapa orang mungkin akan berkomentar kalau aku ngomongin self-love, karena beberapa orang berfikir kalau aku gak tau caranya mencintai diriku sendiri. mungkin ada benernya dan mungkin juga nggak. Dan ngomongin self-love ga pake sumber yang jelas apalagi teori, aku tau pasti beberapa orang gak setuju. mungkin mikirnya, apaan sih bikin artikel ko ga ada landasan teori dan sumber yang jelas. 

well, i am gonna say, i do what i want to do. and this is my blog, so i write whatever i want

self love is about treat other the way you wanna be treated. itu yang aku tangkap. karena kadang teori itu cuma sekedar teori, kehidupan ini kadang ga sesuai sama teori. Dan aku memilih untuk mengabaikan teori soal self-love dan 10 cabangnya. aku memilih untuk mengikuti kata hati aku. buat aku self love adalah tau gimana aku ingin di perlakukan dan memperlakukan orang lain sebagimana aku ingin di perlakukan. Tentu aja pastinya akan ada pertentangan, pergesekan, dan juga persilangan, tapi sebagaimana aku ingin di perlakukan dengan baik, maka aku juga akan berusaha memperlakukan orang lain dengan sebaik mungkin. emang ada ya didunia ini orang yang ingin di perlakukan dengan buruk? kecuali anda seorang masochis  lol :D

Balik lagi ke pertentangan, pergesekan, dan persilangan, cara orang ingin diperlakukan pasti beda-beda, tapi kalau kita lantas harus terus mengikuti standar orang lain maka pada akhirnya kita ga akan mendapatkan apa yang dinamakan self-love. karena kita ga bisa membahagiakan semua orang. Pada akhirnya dalam kehidupan sosial kita akan ada yang namanya seleksi alam. Kita cuma akan berkumpul dengan orang-orang yang cara dia ingin diperlakukan sama dengan cara kita memperlakukan dia. begitupun sebaliknya. Dan orang yang berbeda akan bisa bertahan kalau dia bisa berkompromi. 

Ketika kita berkompromi berarti rasa sayang kita sama orang tersebut sudah melebihi standar kita dalam self-love. Dan memberi kompromi kepada orang lain tidak berarti kita jadi tidak mencintai diri sendiri. Karena manusia itu kan dikasih kemampuan adaptif, semakin kita adaptif, semakin kita bisa toleransi sama hal-hal yang ga sesuai keinginan, semakin pula kita bisa kompromi sama keadaan sekitar, dan itu semua merupakan bentuk self-love. Emang ada ya manusia yang mau selamanya gak nyaman hanya karena lingkungannya tidak sesuai dengan keinginan dia? 

Dalam perjalanan menemukan self-love, aku juga tau bahwa kadang tanpa sengaja kita mengorbankan hal-hal yang menyangkut orang lain, misalnya kita mengorbankan kenyamanan orang lain. Kuncinya bukan di menghindari akan ada pihak yang tersakiti tapi mencoba agar kalau orang lain tersakiti atau kalau orang lain terganggu, gangguan itu hanya sedikit. Caranya supaya kita lebih sedikit ngasih dampak negatif ke orang lain ketika mengaplikasikan self-love kedalam diri adalah dengan mengambil jarak, bilang kalau saya sedang butuh waktu. Karena adaptif yang sebelumnya aku bilang, ga tercipta secara tiba-tiba. Adaptif itu tercipta, ketika kita terus keluar dari zona nyamannya kita, ketika kita terus bergaul sama orang-orang yang berbeda. ketika bergaul sama orang yang berbeda-beda, culture shock itu wajar. take it one or two days off to refect yourself. Aku ga bisa janji semua akan lebih mudah, tapi aku bisa janji kamu akan lebih kuat dan lebih adaptif. 

Kalau di jadiin teori kadang semua yang simple itu jadi rumit. tapi teori perlu tentu saja, cuma kita juga jangan sampe lupa bahwa teori tercipta karena adanya uji coba dan kesimpulan. kalau kita cuma telen teori mentah mentah tanpa benar benar mencoba mempraktekan maka sama aja bohong. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Eight Years In One Day

Bidik Jurusan Gratis ? Youth Manual Aja

Indigo