Perempuan

Jarang banget gue nulis pas jam kerja, biasanya gue nulis di malam hari pas susah tidur. Tapi kali ini beda, gue nulis di jam kerja karena ini ada hubungannya sama kerjaan gue. Dunia kerja yang gue masuki sejak tahun 2017 lalu. 
kalau bicara soal cita-cita, bekerja di perusahaan yang didirikan oleh bokap gue adalah cita-cita yang gue bangun sejak gue memutuskan untuk ambil kuliah di jurusan administrasi bisnis. Keputusan itu adalah keputusan singkat dan cepat yang gue ambil tanpa gue tau kedepannya bakal gimana. Karena jujur, it was never my dream at all. Bahkan bokap gue pun tau, di time capsule yang gue tulis saat gue SD, gue ingin jadi perawat, kemudian sampai kelas 3 SMA gue masih ingin ambil jurusan Psikologi. Terus kenapa tiba-tiba belok ke administrasi bisnis? Jujur kalau ditanya kenapa alasannya, gue gak tau. Gue gak naif juga tiba-tiba belok jurusan tanpa ada tujuan, waktu itu pikiran gue adalah mau nerusin usaha bokap, bantuin bokap. Cuma gue ga bener-bener paham elemen-elemen 5w1h nya kenapa, gimana, kapan, dengan cara apa gue mewujudkan tujuan gue. I literally just set a goal without knowing what I wanna do. 

Singkat cerita gue berhasil lulus menjadi sarjana Administrasi Bisnis dan langsung di cemplungin ke perusahaan. Dan disinilah gue baru bener bener merasakan bahwa kenyataan kadang tidak seindah impian. Tujuan yang dulu gue tanamkan udah ada di depan mata tapi rasanya sulit banget buat gue gapai. Padahal apa susahnya, gue kerja di perusahaan keluarga, gue gak mungkin di pecat, kasarnya gitu, atau mungkin at least itu yang orang liat di luaran. 

Faktanya gue berjuang untuk nemuin passion gue disini. Lebih sulitnya lagi gue mencoba untuk menikmati kerjaan gue tiap harinya. Gue mencoba beradaptasi di dunia yang baru. Rekan kerja gue laki-laki semua, udah berkeluarga, tapi hidup merantau jauh dari isteri. Gue bahkan sempet mogok kerja beberapa hari hanya karena gue sering dapet cat-calling dari rekan kerja gue. Dan waktu itu gue gak bisa apa-apa. Gue cewek sendirian disini, mencoba beradaptasi di dunia laki-laki yang keras. Gue juga ga bisa nyalahin rekan kerja gue karena meskipun dari segi posisi dan pendidikan gue lebih tinggi, tapi mereka lebih lama kerja sama bokap, dan tanpa mereka usaha bokap gue ga akan kaya sekarang. Gue juga gak bisa nyalahin mereka dengan sikap mereka yang seperti orang tidak berpendidikan, karena memang mereka tidak berpendidikan. Dan bokap gue mengajarkan bahwa sebagai leader, dia lah yang berkewajiban untuk mendidik karyawan-karyawannya, termasuk gue. 

Gue diperlakukan sama kaya karyawan lainnya, kalau salah di tegur, kalau males bahkan disuruh berhenti kerja. Makanya gue sering banget keluar masuk. Udah ga terhitung berapa kali gue keluar masuk kerja di Vulcano sejak gue lulus. Karena jujur, gue gak nemu passionnya. Gue selalu beranggapan bahwa ini bisnis papah, passion papah. Dan gue ada disini untuk bisa ngumpulin modal supaya kelak gue bisa wujudin mimpi gue sendiri. Dan udah ga terhitung berapa kali gue mencoba mengejar mimpi gue yang lain dan berakhir kembali lagi ke sini, ke vulcano block. Sampai akhirnya gue sadar kalau gue harus mencoba untuk berhenti mengejar mimpi dan passion dan belajar untuk hidup dengan compassion, menikmati apa yang ada, menjalani apa yang ada, dan mensyukuri setiap harinya. 

Dan poster diatas adalah sebuah bukti pencapaian gue setelah gue memutuskan untuk berhenti mencari passion dan mencoba menikmati hidup. Dengan bertahannya gue, dengan beradanya gue di perusahaan bahan bangunan yang didominasi lelaki, gue bisa mengantarkan perusahaan yang dibangun oleh bokap gue sejak 2005 menjadi salah satu yang bisa berkontribusi di acara hari anti kekerasan untuk perempuan. Terlepas dari apa yang dulu pernah terjadi sama gue di perusahaan ini, gue memutuskan untuk stay dan membuat perubahan kecil yang berarti. Dan gue cuma mau bilang, tidak semua hal dalam hidup ini bisa kita kendalikan, tapi kita bisa mengendalikan reaksi kita terhadap setiap situasi. Dan itulah yang gue pelajari setiap harinya. 

Bagi seorang perempuan, dunia ini keras dan tidak akan pernah menjadi lunak. it's always been a hard world, but we learn to survive, and we learn to help each other. Sejak gue merasakan beratnya dunia ini bagi seorang perempuan, gue mencoba untuk mencari tahu lebih banyak dan mendengar lebih sering. Ternyata masih banyak perempuan-perempuan di luar sana yang mengalami hal yang jauuh lebih buruk daripada apa yang gue alami, dan gue sangat berterima kasih pada mereka yang mau berbagi ceritanya kepada gue. Mereka adalah wanita-wanita kuat yang kadang gue temui di tempat yang tidak terduga. Bahkan terkadang aku mendengar cerita soal perjuangan mereka tanpa pernah bertatap langsung dengan mereka. Tapi dari mereka aku belajar bahwa hidup ini selalu soal pilihan. Dan tiap hari kita diberi pilihan untuk berekasi seperti apa terhadap sebuah situasi. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Eight Years In One Day

Bidik Jurusan Gratis ? Youth Manual Aja

Indigo