Perjodohan part 2

Arga POV

Waktu pertama kali gue ketemu dia, jujur aku sebetulnya belum terlalu tertarik. Tapi entah kenapa semakin kenal dia, semakin dekat dengan dia, gue mulai nyaman dengan segala perhatian yang dia beri. 

Waktu pertama kali datang, dia jutek abis. Gue sampai berpikir apa sih yang bikin nih cewe ko kayanya jaim, jutek, dan sok jual mahal banget. 

Gue sebelumnya udah cari tau soal nih cewe, dari media socialnya, kehidupan dia, dan terutama kehidupan percintaan nya. Seenggaknya gue pingin nyari celah gitu siapa tau ternyata dia punya cowo dan gue jadi bisa melepaskan diri dari perjodohan ini. Karena gue emang belum kepikiran mau nikah. Gue masih pingin ngejar karir, meskipun sebenarnya apalagi sih yang perlu dikejar, rumah udah punya, apartemen ada, mobil ada, gaji berkecukupan. Mungkin gue tipe cowo kekinian yang mikir dua kali sebelum nikah. 

Cuma semua itu berubah setelah gue kenal calon isteri gue. Dia dan gue di jodohkan karena orangtua kita bersahabat dan bokap gue ingin gue menikah dengan dia. Gue juga ga ada pilihan lain sih sebenarnya. 

Hari pertama gue ketemu itu hari minggu, seminggu sebelum pertunangan. Dia jutek banget ga tau kenapa. Hari kedua dan seterusnya dia mulai biasa menerima kehadiran gue. Gue rutin tiap pulang kerja ke rumah dia untuk lebih mengenal, dan dia biasa menyambut gue dengan nanya gue mau minuman apa, terus nanya kerjaan gue gimana. Awalnya gue jawab asal-asalan sampe akhirnya dia mulai cerita soal harinya dia. Akhirnya gue juga mulai bisa nyaman ngobrol sama dia. 

Gue seneng ketika dia kasih support pas gue ada masalah soal kerjaan. Dan kalau siang-siang gue chat dia, dia jauh lebih lebih menyenangkan. Katanya kalau di chat bebas, bisa kasih emot apa aja. 

Dan gue juga seneng ketika dia care sama gue padahal gue cuma luka kecil aja. She's really taking care of me. Meskipun dia bilang dia gak bisa masak dan banyak yang dia gak bisa kecuali bikin minuman atau kopi. Tapi gue seneng sama perhatian-perhatian yang dia kasih. 

Pernah satu waktu setelah hari sebelumnya dia nanya aku suka makan apa, dia sediain itu pas gue main ke rumahnya. 

Akhirnya sehari sebelum pertunangan, gue ajak dia jalan. Gue ingin dia bisa bebas berekspresi. 

"Anggap aja kita udah nikah. Toh besok juga kita tunangan. Dan sebetulnya kamu juga ga terlalu kaku kan soal ini" ucap gue. Yang untungnya dia setuju. 

Sayangnya gue gak liat perkiraan cuaca. Gue panik banget pas lagi jalan tiba-tiba hujan turun. Dan gue refleks meluk dia dari belakang supaya badan dia gak kehujanan. Gue juga gak ngerti kenapa gue ngelakuin itu. 
Uniknya dia rela loh ngasih blazer dia ke gue. 

"Coba tadi kamu kasih aku kesempatan buat jadiin blazer aku payung, mungkin kamu ga akan sekuyup ini a" gitu katanya. 

Saat itu gue tau kalau dia beda sama cewe lainnya. Dia emang feminis tapi dia tau peran dia, fungsi dia, dan entah kenapa gue ngerasa dia cocok jadi partner gue. 

Tapi sayangnya gue ngerusak semua itu di akhir first date kita. Karena gue bahas history love life dia. Gue bahkan bilang kalau kita bisa ngejalanin pernikahan sandiwara tanpa harus tinggal serumah. Gue tau gue bego dan ga seharusnya gue bilang gitu. 

Tapi kita akhirnya sepakat untuk tinggal satu atap, sekalipun beda kamar. Nah ini nih sebetulnya yang gue gak nyangka dari dia. Bukannya gue gak suka, gue suka ide dia tapi tinggal satu atap. Gue ini masih laki-laki normal loh. 

Wait tapi bukannya di awal gue bilang gue belum tertarik ya? Apa mungkin gue udah tertarik? Ah gatau lah. Pokonya besok adalah hari pertunangan kita dan gak lama lagi kita bakalan beneran nikah. 

Shit i am going to be a husband soon

To be continued

Komentar

Posting Komentar

Hello, Thank you for leaving comment in my Blog. Keep reading and hope you enjoy it :)

Postingan populer dari blog ini

Eight Years In One Day

Tahun baru tuh emang sesuatu ya. Dan tahun ini adalah awal yang baru. Banyak yang udah gue alamin sejak blog ini dibikin sampai hari ini. Dan gue tau kalau tahun lalu itu gue banyak banget intermezo, banyak hal yang gue pikirin, mungkin efek selesainya skripsi, jadi setahun kemarin otak gue ngaggur, gak pernah dipake selain urusan kerjaan yang monoton. Akhirnya gue banyak intermezo. Intermezo ini membawa gue kepada orang-orang yang dulu pernah gue tinggalkan. Yang bahkan ga gue sadari. Gue selalu berfikir kalau gue gak pernah ninggalin orang-orang di sekitar gue, melainkan mereka yang pergi dari hidup gue. Ternyata gue salah, gue juga sama kaya manusia lainnya, gue pernah meninggalkan orang-orang di hidup gue. Tapi gue terlalu fokus sama orang-orang yang meninggalkan gue. Sampai akhirnya orang yang gue tinggalkan berada di luar jangkauan gue. Dan semua itu berubah ketika tahun lalu gue memutuskan untuk menghilangkan sikap pengecut gue, meruntuhkan benteng yang membatasi diri gue deng...
Baca selengkapnya

Bidik Jurusan Gratis ? Youth Manual Aja

Gambar
Semua orang pasti punya mimpi kan. Tapi kadang kadang mimpi kita bisa gak sesuai sama Potensi, Minat, dan bakat yang ada dalam diri kita loh. Nah sebelum kamu kebanyakan berharap sama mimpi kamu dari kecil, misalnya kamu pingin jadi dokter. Mending kamu cek deh kira kira mimpi kamu itu sesuai gak sih sama minat, bakat, dan jurusan kamu. Yuk kita cari tahu gimana caranya KEJARMIMPI10 . gimana ya cara nya? caranya dengan melakukan test bidik jurusan.   Apa sih bidik jurusan itu? Bidik Jurusan adalah test psikologi yang bertujuan untuk mengetahui minat, bakat, dan potensi yang ada dalam diri kita. Dari test tersebut kita bisa mengetahui minat, bakat, dan potensi kita lebih condong ke IPA atau IPS, selain itu kita juga bisa tau persentasi kecocokan kita sama jurusan atau bidang yang kita mau. Nah biasanya bidik jurusan diadakan 1 - 4 kali pertemuan dan setiap pertemuan itu harus membayar tiket masuk sekitar >100 ribu atau lebih. Mahal juga ya. Nah sekarang kamu ga perlu khawat...
Baca selengkapnya

Indigo

Indigo indigo itu sebenarnya nama lain dari warna nila. kalau di Indonesia kita mengenal warna pelangi adalah MeJiKuHiBiNiU (Merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu) dalam bahasa Inggris warna pelangi adalah  Red Orange Yellow Green Blue Indigo and purple  lalu kenapa muncul istilah anak indigo?  Istilah ini muncul ketika seorang peramal Nancy Ann Tappe pada tahun 1970-an. Pada tahun 1982, Tappe menerbitkan buku Understanding Your Life Through Color (Memahami Hidup Anda Melalui Warna). buku tersebut menjelaskan mengenai aura kehidupan dari setiap individu. nah, mungkin bagi kalian yang tahu atau percaya akan adanya warna aura yang mencerminkan diri anda maka anda akan mengenal berbagai macam warna aura seperti yang sudah saya sebutkan dalam warna pelangi tadi, namun tentunya masih banyak lagi warna aura yang ada selain dari warna pelangi yang tadi saya sebutkan. salah satu warna aura yang mencolok adalah warna nila, karena menurut beberapa peramal, warna aura i...
Baca selengkapnya