Communication
Kali ini aku kembali belajar mengenai arti sebuah hubungan dari seseorang yang bahkan belum aku temui secara langsung di dunia nyata. Seperti sebelumnya, beberapa bulan lalu aku menjalin kembali sebuah hubungan jarak jauh bersama orang yang baru aku kenal lewat internet. Kalian boleh beropini sesuka kalian mengenai ini. Tapi bagiku tidak ada salahnya untuk memberikan diriku dan orang lain kesempatan untuk saling mengenal meski pertemuan kami hanya sekedar lewat internet.
Bagi kalian yang berfikir bahwa pacaran itu hanya buang-buang waktu, aku tidak akan mencoba untuk mengubah pandangan kalian, tetapi izinkan aku menjelaskan kenapa dan bagaimana aku menjalani sebuah hubungan yang bernama pacaran. Bagiku pacaran adalah kesempatan bagi aku untuk mengenal yang namanya sebuah hubungan dengan lawan jenis. Bagiku cara untuk mengenal itu adalah dengan mencoba. Aku tidak pernah bermaksud bermain-main dengan hubunganku sekalipun kita hanya bertemu di Internet, tapi sejauh aku mengalaminya dengan dua orang yang berbeda, aku memahami bahwa kunci dari sebuah hubungan adalah komunikasi.
Komunikasi semacam apa yang bisa membuat sebuah hubungan menjadi terjalin dengan harmonis?
Ada dua hal yang aku pelajari yaitu jarak dan topik.
Sejauh apapun jarak tidak akan menjadikan sebuah komunikasi terputus apabila kamu tau bagaimana dan kapan harus meminimalisir jarak tersebut. Tetapi jarak yang dekat tidak akan bisa menjadikan sebuah komunikasi itu terjalin dengan harmonis apabila kamu tidak tau cara mengelolanya.
Aku menyadari satu hal. Sebagai seorang wanita, aku membutuhkan jarak. Laki-laki mungkin memiliki insting untuk mengejar perempuan, tapi kami perempuan akan lelah bila terus dikejar. Komunikasi akan menjadi sangat membosankan bila kita terus menempel pada pasangan atau bila pasangan kita terus menempel pada kita.
"Every person need their Me Time"
Tetapi tidak membicarakan hal yang penting disaat kamu seharusnya membicarakannya bersama pasangan, juga akan membuat sebuah komunikasi jadi terputus dan pada akhirnya hubungan tersebut kandas. Sebagai dua orang yang ada dalam satu hubungan, kita bagaikan partner dibalik sebuah kemudi pesawat yang sama-sama harus tau kapan waktunya menaikan kecepatan dan kapan waktunya mengurangi kecepatan. Pengaturan dalam memberikan jarak itu penting dalam sebuah hubungan. Because,"Driving to slow is as dangerous as driving to fast"
Yang kedua adalah Topik
Kali ini aku mengambil pelajaran dari hubungan yang ada di sekitarku. Suatu saat, setiap manusia akan melabuhkan hati dan hidupnya pada satu orang, dimana satu orang itu akan hidup selamanya bersama. Bertemu setiap hari dan mengobrol setiap hari. Hal yang paling aku takutkan dari sebuah pernikahan adalah kebosanan. Membayangkan harus satu rumah bersama orang yang sama setiap hari membuat aku bergidik ngeri sendiri.
Tapi ada satu hal yang aku sadari. Selama aku hidup dan berinteraksi dengan orang-orang, ada orang yang membuatku tidak pernah bosan untuk berbicara dengannya. Entah itu laki-laki ataupun perempuan, bagiku sama saja. Pada intinya orang-orang ini akan membuat aku selalu rindu untuk berbicara dengan mereka. Dan inilah yang akhirnya aku sebut sahabat, orang-orang yang akan selalu aku rindukan untuk aku ajak bicara. Bersama mereka, aku tidak perlu takut kehabisan topik obrolan karena akan selalu ada topik obrolan.
Tapi kadangkala bila sedang bersama sahabat pun akan terasa membosankan terutama apabila kita sedang mengalami masalah yang monoton. Di usia 20 tahunan, masalah hidup yang kamu hadapi bersama sahabat-sahabatmu seketika akan terasa monoton dan tanpa ada penyelesaian. Karena cara orang menghadapi masalah itu berbeda. Tapi bersama sahabat kita biasa berbagi. Kadang apa yang kita bagi tidak bisa menyelesaikan permasalahan sahabat kita, dan bagiku itu mengganggu.
Kadangkala ketika kita sangat ingin membantu seseorang, kita akan menjadi agresif untuk berusaha membantu, tapi nyatanya bukan itu yang teman kita butuhkan.
Dari sana aku belajar bahwa apabila apa yang kita bagi tidak bisa membantu, maka kita harus mencari sesuatu yang lain agar bisa membantu. Dan karena aku tau terlalu fokus pada satu masalah itu akan membuat kita semakin tertekan dan depresi, beristirahat dari hal tersebut adalah salah satu cara. Agar ketika kita kembali, kita bisa menghadapi masalah tersebut dengan lebih tenang. Begitupun sebuah topik pembicaraan, bila sudah terlalu membosankan, maka waktunya kita mengalihkan pembicaraan ke hal lain. Kadangkala dan ini sering terjadi, ketika kita mencoba mengalihkan topik ke hal lain, justru pada saat itu kita menemukan solusi dan jawaban untuk memecahkan masalah dari topik kita sebelumnya.
Aku kini belajar bahwa meminta waktu sendiri itu sah-sah saja. Tapi meninggalkan masalah, apalagi meniggalkan orang-orang di sekitar kita itu tidak akan menyelesaikan masalah. Karena manusia makhluk sosial dan kita butuh bersosialisasi untuk tetap merasa hidup. Dan sosialisasi terbaik adalah berada di dekat orang-orang yang mengenal kita dengan baik. Bersama orang yang tepat, kita bukan tidak akan pernah merasa bosan, tapi kita akan selalu tau bagaimana cara mengatasi kebosanan itu. Kita tau kapan harus mengambil jarak dan kapan harus mengganti topik.
Bagi kalian yang berfikir bahwa pacaran itu hanya buang-buang waktu, aku tidak akan mencoba untuk mengubah pandangan kalian, tetapi izinkan aku menjelaskan kenapa dan bagaimana aku menjalani sebuah hubungan yang bernama pacaran. Bagiku pacaran adalah kesempatan bagi aku untuk mengenal yang namanya sebuah hubungan dengan lawan jenis. Bagiku cara untuk mengenal itu adalah dengan mencoba. Aku tidak pernah bermaksud bermain-main dengan hubunganku sekalipun kita hanya bertemu di Internet, tapi sejauh aku mengalaminya dengan dua orang yang berbeda, aku memahami bahwa kunci dari sebuah hubungan adalah komunikasi.
Komunikasi semacam apa yang bisa membuat sebuah hubungan menjadi terjalin dengan harmonis?
Ada dua hal yang aku pelajari yaitu jarak dan topik.
Sejauh apapun jarak tidak akan menjadikan sebuah komunikasi terputus apabila kamu tau bagaimana dan kapan harus meminimalisir jarak tersebut. Tetapi jarak yang dekat tidak akan bisa menjadikan sebuah komunikasi itu terjalin dengan harmonis apabila kamu tidak tau cara mengelolanya.
Aku menyadari satu hal. Sebagai seorang wanita, aku membutuhkan jarak. Laki-laki mungkin memiliki insting untuk mengejar perempuan, tapi kami perempuan akan lelah bila terus dikejar. Komunikasi akan menjadi sangat membosankan bila kita terus menempel pada pasangan atau bila pasangan kita terus menempel pada kita.
"Every person need their Me Time"
Tetapi tidak membicarakan hal yang penting disaat kamu seharusnya membicarakannya bersama pasangan, juga akan membuat sebuah komunikasi jadi terputus dan pada akhirnya hubungan tersebut kandas. Sebagai dua orang yang ada dalam satu hubungan, kita bagaikan partner dibalik sebuah kemudi pesawat yang sama-sama harus tau kapan waktunya menaikan kecepatan dan kapan waktunya mengurangi kecepatan. Pengaturan dalam memberikan jarak itu penting dalam sebuah hubungan. Because,"Driving to slow is as dangerous as driving to fast"
Yang kedua adalah Topik
Kali ini aku mengambil pelajaran dari hubungan yang ada di sekitarku. Suatu saat, setiap manusia akan melabuhkan hati dan hidupnya pada satu orang, dimana satu orang itu akan hidup selamanya bersama. Bertemu setiap hari dan mengobrol setiap hari. Hal yang paling aku takutkan dari sebuah pernikahan adalah kebosanan. Membayangkan harus satu rumah bersama orang yang sama setiap hari membuat aku bergidik ngeri sendiri.
Tapi ada satu hal yang aku sadari. Selama aku hidup dan berinteraksi dengan orang-orang, ada orang yang membuatku tidak pernah bosan untuk berbicara dengannya. Entah itu laki-laki ataupun perempuan, bagiku sama saja. Pada intinya orang-orang ini akan membuat aku selalu rindu untuk berbicara dengan mereka. Dan inilah yang akhirnya aku sebut sahabat, orang-orang yang akan selalu aku rindukan untuk aku ajak bicara. Bersama mereka, aku tidak perlu takut kehabisan topik obrolan karena akan selalu ada topik obrolan.
Tapi kadangkala bila sedang bersama sahabat pun akan terasa membosankan terutama apabila kita sedang mengalami masalah yang monoton. Di usia 20 tahunan, masalah hidup yang kamu hadapi bersama sahabat-sahabatmu seketika akan terasa monoton dan tanpa ada penyelesaian. Karena cara orang menghadapi masalah itu berbeda. Tapi bersama sahabat kita biasa berbagi. Kadang apa yang kita bagi tidak bisa menyelesaikan permasalahan sahabat kita, dan bagiku itu mengganggu.
Kadangkala ketika kita sangat ingin membantu seseorang, kita akan menjadi agresif untuk berusaha membantu, tapi nyatanya bukan itu yang teman kita butuhkan.
Dari sana aku belajar bahwa apabila apa yang kita bagi tidak bisa membantu, maka kita harus mencari sesuatu yang lain agar bisa membantu. Dan karena aku tau terlalu fokus pada satu masalah itu akan membuat kita semakin tertekan dan depresi, beristirahat dari hal tersebut adalah salah satu cara. Agar ketika kita kembali, kita bisa menghadapi masalah tersebut dengan lebih tenang. Begitupun sebuah topik pembicaraan, bila sudah terlalu membosankan, maka waktunya kita mengalihkan pembicaraan ke hal lain. Kadangkala dan ini sering terjadi, ketika kita mencoba mengalihkan topik ke hal lain, justru pada saat itu kita menemukan solusi dan jawaban untuk memecahkan masalah dari topik kita sebelumnya.
Aku kini belajar bahwa meminta waktu sendiri itu sah-sah saja. Tapi meninggalkan masalah, apalagi meniggalkan orang-orang di sekitar kita itu tidak akan menyelesaikan masalah. Karena manusia makhluk sosial dan kita butuh bersosialisasi untuk tetap merasa hidup. Dan sosialisasi terbaik adalah berada di dekat orang-orang yang mengenal kita dengan baik. Bersama orang yang tepat, kita bukan tidak akan pernah merasa bosan, tapi kita akan selalu tau bagaimana cara mengatasi kebosanan itu. Kita tau kapan harus mengambil jarak dan kapan harus mengganti topik.
Komentar
Posting Komentar
Hello, Thank you for leaving comment in my Blog. Keep reading and hope you enjoy it :)