Suicide Prevention Week

10th September dikenal sebagai World Suicide Prevention Day (WSPD). WSPD dibuat agar orang orang sadar akan pentingnya kesehatan mental dan WSPD juga dibuat sebagai komitmen dari WHO untuk mencegah bunuh diri. Dan ini menjadikan minggu ini, 10-16th September sebagai suicide prevention week, yang menjadi alasan kenapa saya membuat postingan ini.

Berdasarkan data yang didapat dari WHO, hampir 800.000 orang meninggal tiap tahun karena bunuh diri. Yang artinya hampir setiap 40 detik, ada orang yang meninggal karena bunuh diri. Bunuh diri merupakan penyebab kematian kedua terbesar yang terjadi antara usia 15-29 tahun di seluruh dunia. (WHO,2018)

Let,s talk about the underline sentence.
Bunuh diri merupakan penyebab kematian kedua terbesar yang terjadi antara usia 15-29 tahun di seluruh dunia.

15-29 tahun, that was a certain age. I am 23 and I did think about  suicide when I was 15.
Jadi sebenarnya ada apa dengan usia 15-29 tahun? apa yang terjadi dengan manusia di usia itu?

Berdasarkan kamus bahasa inggris (oxford dictionary) 13-19 tahun termasuk kategori remaja, dan usia 20 tahun termasuk katergori young adult atau dewasa awal. Tapi sumber lain yang saya dapat yaitu kategori umur di Canada, anak-anak berada di rentan usia 0-14 tahun , kemudian youth/remaja di usia 15-24 tahun, dan dewasa di rentan usia 25-64 tahun. (Statistics Canada)
Kita ambil penggolongan usia dari Canada, yang artinya kebanyakan orang bunuh diri di usia remaja. Maka masuk akal, karena banyak yang terjadi di usia remaja; perubahan hormon, status sosial, tanggung jawab yang semakin besar, keputusan-keputusan besar yang harus diambil kebanyakan terjadi saat kita remaja. Anggaplah benar kalau remaja berada di rentan usia 15-24 tahun, berarti saya sendiri pun masih tergolong remaja. Dan anggaplah benar kalau keputusan-keputusan yang besar dalam hidup diambil di usia 15-24 tahun, artinya ada kemungkinan dampak dari keputusan yang kita ambil akan terasa sekitar 5 tahun setelahnya. Artinya di usia 29 tahun, mungkin kita akan bersyukur atau malah menyesali keputusan yang kita ambil sebelumnya. Maka masuk akal bila bunuh diri kebanyakan terjadi di usia 15-29 tahun.

Di Indonesia, usia 15 tahun itu kita harus sudah memilih, untuk bekerja dan menjadi mandiri atau bersekolah. Di usia 18 tahun kita juga harus memilih untuk melanjutkan kuliah atau bekerja atau malah menikah. Usia legal pernikahan di Indonesia adalah 16 tahun bagi perempuan. yang artinya benar bahwa di usia 15 tahun kita akan dihadapkan pada keputusan-keputusan yang mungkin akan kita sesali atau syukuri saat kita berusia 20 tahun. Dan di usia 20 tahun, setelah kita merasakan dampak dari keputusan yang kita ambil sebelumnya, kita kembali dihadapkan pada pilihan untuk melanjutkan apa yang sudah dipilih atau memulai kembali dari awal dengan jalan yang berbeda dari sebelumnya.

Dan percayalah itu bukan sesuatu yang mudah. mungkin apa yang kita pilih dulu adalah sesuatu yang sudah kita cita-citakan dari kecil, namun ketika menjalaninya ternyata semua tidak semulus yang diharapkan, dan ada pilihan untuk berubah tapi harus memulai semua dari awal lagi. Mungkin, apa yang kita pilih merupakan sesuatu yang familiar dengan diri kita, dan kita merasa nyaman dengan itu, tapi kemudian kita harus meninggalkan semua kenyaman itu di usia 20 tahun karena tuntutan dan tanggung jawab.

Data dari statistic WHO menunjukan bahwa rata rata orang bunuh diri di Indonesia adalah kurang dari 3.4 orang per 100.000 populasi
Persebaran Rata-Rata Orang Bunuh Diri di Dunia per 100.000 Popualsi

Penyebab kematian karena penyakit dan Bunuh diri di Indonesia 

Data diatas menunjukan di Indonesia masih banyak orang yang meninggal karena penyakit, akan tetapi 3.4 orang dari 100.000 populasi itu juga bukan sesuatu yang bisa dianggap sepele. Apalagi bagi saya yang tinggal di kota besar di Indonesia, kemungkinan 3.4 orang itu terjadi pada diri saya dan orang disekitar saya amat sangat besar. Dan data yang didapat dari WHO juga menunjukan adanya indikasi bahwa, satu kasus bunuh diri bisa menyebabkan lebih dari 20 orang lain mencoba untuk bunuh diri. Hal ini dikarenakan bunuh diri itu merupakan penyakit mental yang dipengaruhi oleh banyak faktor dan termasuk salah satunya adalah lingkungan sosial. Maka satu kejadian bunuh diri akan membuat lingkungan sosial di sekitar orang yang bunuh diri merasa bertanggung jawab dan akhirnya ikut-ikutan frustasi. padahal sebenarnya keputusan bunuh diri itu adalah keputusan individu dan dilakukan secara sendiri dengan kesadaran penuh. Sebaliknya bila satu orang berhasil selamat dan tidak jadi bunuh diri, maka orang sekitarnya juga akan punya kesempatan yang sama besar untuk bertahan hidup. one death kill others life and one life save other life.

Jadilah seseorang yang karena kamu hidup, orang lain jadi punya alasan untuk hidup. jangan jadi orang yang frustasi dan membunuh diri kamu sendiri kemudian orang lain menjadi tidak memiliki alasan untuk hidup karena kematian kamu. karena percayalah, setiap orang pasti berarti bagi orang lain, terlepas dari kamu sadar atau tidak. Dan selalu ingat bahwa kamu mungkin sang pengambil keputusan atas hidup kamu, tapi sesungguhnya tidak ada keputusan yang kita ambil sendiri, karena setiap keputusan yang kita ambil dalam hidup, selalu ada andil orang lain didalamnya. Berdamai dengan orang lain disekitar kita berarti kita juga berdamai dengan diri sendiri dan juga berdamai dengan hidup yang kita jalani.

#WSPD
sumber : http://www.who.int dan www.statcan.gc.ca and of course Google :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Eight Years In One Day

Bidik Jurusan Gratis ? Youth Manual Aja

Indigo