Makna Anak Belajar dari Kehidupannya
Salah satu penyebab masalah pada anak adalah karena adanya masalah yang dihadapi oleh anak salah satunya masalah di rumah yaitu masalah pola asuh orangtua. Dorothy Law Note berkata :
Anak Belajar Dari Kehidupannya
Jika anak dibesarkan dengan kritikan maka ia akan belajar menyalahkan
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan maka ia akan belajar berkelahi
Jika anak dibesarkan dengan ketakutan maka ia akan belajar merasa gelisah
Jika anak dibesarkan dengan belas kasihan maka ia akan belajar mengasihani dirinya sendiri
Jika anak dibesarkan dengan ejekan maka ia akan belajar merasa malu
Jika anak dibesarkan dengan kecemburuan maka ia akan belajar iri hati
Jika anak dibesarkan dengan rasa malu maka ia akan belajar merasa bersalah
Jika anak dibesarkan dengan dorongan maka ia akan belajar percaya diri
Jika anak dibesarkan dengan toleransi maka ia akan belajar bersabar
Jika anak dibesarkan dengan pujian maka ia akan belajar menghargai
Jika anak dibesarkan dengan keberkatan maka ia akan belajar mencintai
Jika anak dibesarkan dengan persetujuan maka ia akan belajar menghargai diri sendiri
Jika anak dibesarkan dengan penghargaan maka ia akan belajar untuk memiliki tujuan hidup
Jika anak dibesarkan dengan berbagai maka ia akan belajar bermurah hati
Jika anak dibesarkan dengan kejujuran maka ia akan belajar menjadi apa adanya
Jika anak dibesarkan dengan keadilan maka ia akan belajar adil
Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan perhatian maka ia akan belajar menghormati
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman maka ia akan belajar memiliki Iman
Jika anak dibesarkan dengan pertemanan maka ia akan belajar bahwa dunia adalah tempat yang indah
Dalam bahasa inggris ada kata-kata yang perlu digaris bawahi dari semua hal yang anak pelajari dalam kehidupannya yaitu : kritik (Criticism), menyalahkan (condemn), permusuhan (hostility), berkelahi (fight), ketakutan (fear), gelisah (apprehensive), belas kasihan (pity), memaafkan (sorry), ejekan (ridicule), malu (shy), cemburu (jealousy), iri hati (envy), rasa malu (shame), bersalah (guilty), dorongan (encourage), percaya diri (confident), toleransi (tolerance), sabar (patient) , pujian (praise), menghargai (appreciation), penerimaan (acceptance), cinta (love), persetujuan (approval), menyenangi (like), penghargaan (recognition), tujuan (Goal), berbagi (sharing), murah hati (generosity), kejujuran (honesty), jujur (truthful), keadilan (fairness), adil (justice), kasih sayang (kindness), menghirmati (respect), rasa aman (security), iman (faith), dan pertemanan (friendly).
semua hal yang anak pelajari dari kehidupannya layaknya potongan puzzle. bukan kewajiban orangtua untuk mengisi seluruh potongan puzzle itu hingga ia menjadi sosok manusia yang seutuhnya. karena anak bukanlah papan puzzle yang tidak bergerak. ia bergerak, ia berfikir, ia bersosialisasi. Anak akan belajar dari kehidupannya bukan anak belajar dari orangtuanya.
Memang betul buah jatuh tidak pernah jauh dari pohonnya, tapi apabila angin menghendakinya untuk terlempar maka mungkin saja buah jatuh jauh dari pohon asalnya.yang mungkin tidak diketahui semua orangtua adalah bahwa dalam pepatah buah tak jatuh jauh dari pohon, mereka bukan berperan sebagai pohon asal tetapi sebagai angin. angin yang menghendaki apakah buah itu harus jauh tepat di dekat pohon asal atau terlempar jauh dari pohon asal. Dan tidak ada yang buruk dari itu. baik jatuh di dekat pohon asal maupun terlempar jauh. karena tahukah kamu bahwa ketika buah itu terlempar jauh ia mungkin bisa tumbuh menjadi pohon dan menjadikannya hutan yang dipenuhi beragam tumbuhan dan bukan hanya satu jenis tumbuhan.
baik saya mengerti omongan saya sudah terlalu melantur atau gaya bahasa kiasan yang saya pakai terlalu sulit untuk dimengerti. maksud saya adalah, kadang orangtua bisa saja membesarkan kita dengan salah satu dari cara kita mempelajari kehidupan seperti yang diungkapkan oleh Dorothy, tapi disisi lain ketika kita tumbuh dan berkembang kemudian berkelana dan bersosialisasi, pelajaran kehidupan yang lain silih berdatangan dan terkadang menjadikan kita sosok individu yang baru. seorang manusia yang meski dari luar tampak sama dengan orangtua kita tapi memiliki pribadi yang ternyata jauh berbeda. Pada titik ini bahkan orangtua sendiri mungkin sulit mengenali anaknya dan bagaimana bisa memahami bila tidak kenal lagi. Maka inilah maksud dari judul post ini "Lack of Parents Children Communication". sulit memahami anak ketika cara berkomunikasi antara anak dan orangtua saja sudah berbeda. ditambah dengan anak sudah berubah menjadi individu seutuhnya yang mungkin sulit untuk dikenali. saling memahami dan mencoba mengenali adalah salah satu cara.
baik si anak yang mencoba menerjemahkan bahasa hatinya agar bisa dimengerti oleh orangtuanya atau orangtuanya yang mencoba masuk ke dunia anak entah melalui media sosial atau dengan mencoba memahami isi hati anak.
Dekat atau jauh jarak usia anak dan orangtua menurut saya tidak berpengaruh dalam hal ini. karena setiap orangtua pasti bisa menyesuaikan diri dengan anaknya sama baiknya seperti setiap anak pasti bisa memahami orangtuanya. karena lahir dari gen yang sama sebuah keluarga layaknya puzzle yang meski gambar di dalamnya sudah tidak selaras namun potongannya masih tetap bisa menyatu layaknya DNA yang membentuk diri di dalamnya.
Perlu dipahami bahwa anak bukanlah papan puzzle yang harus anda isi seluruhnya dan kemudian anda lindungi agar puzzle itu tidak berantakan. anak adalah manusia. individu yang bergerak, berfikir, dan bersosialisasi. ia bahkan mampu untuk berdiri sendiri dan menjadikannya manusia seutuhnya.
memberikan anak kesempatan untuk melengkapi puzzle hidupnya sendiri akan jauh lebih berharga daripada memberinya kehidupan yang layak. karena ia perlu belajar bahwa hidup tidak selamanya indah. bahwa ada banyak rasa dan warna dalam kehidupan yang bisa menjadikannya kuat dan utuh sebagai manusia. bahwa hidup bukan hitam dan putih. melainkan penuh warna, rasa, dan karsa.
Komentar
Posting Komentar
Hello, Thank you for leaving comment in my Blog. Keep reading and hope you enjoy it :)