Moving is...


kemarin gue nonton film satu hari nanti, film bergenre young adult yang bercerita tentang sepasang kekasih yang masing-masing berlindung dari ketakutannya pada satu sama lain. film ini diperankan oleh artis favorit gue Adinia Wirasti beserta pemain lainnya, Deva Mahendra, Ringgo Agus, dan Ayushita Nugraha. sebenarnya kalo film Indonesia berlatar luar negeri pasti ceritanya melibatkan 4 orang yang saling kenal dan terlibat dalam percintaannya yang klise, itu kata orang. Menurut gue, gak ada cerita yang sama, semua cerita punya keunikannya masing masing. Dibalik siapa yang memerankan film tersebut, sebuah cerita pasti punya keunikan yang membuat gue sebagai penonton merasa puas dan terhibur. Film ini menurut gue punya cerita yang unik dan beda dari yang lain.

setelah nonton film ini gue sadar kalo hidup itu kadang ga beda jauh sama kisah percintaan. hidup gak selalu tentang kisah cinta tapi akan selalu ada kisah cinta di dalamnya. menurut gue film romance pun sama, film romance mungkin membahas soal kisah cinta tapi selalu ada nilai kehidupan yang tersimpan di dalamnya. nilai kehidupan yang gue dapat dari film ini adalah tentang keberanian. Dan keberanian itu kadang tidak selalu berarti kamu pergi ke tempat yang jauh dari zona nyaman kamu.

beberapa tahun yang lalu, well tepatnya di tahun 2014 gue memutuskan untuk melakukan eksperimen bahwa keluar dari zona nyaman bukan berarti harus tinggal terpisah dari orangtua. Dan benar, keluar dari zona nyaman bukan berarti kita harus pindah tempat, being a nomad or else, it's just did when we're in the place we are shouldn't be there.

hubungannya sama film ini karena menceritakan kisah bima dan alya, sepasang kekasih yang hidup bersama di Jerman. Alya ke Jerman karena memenuhi keinginan orangtua untuk belajar membuat kue dan coklat agar bisa meneruskan usaha keluarga. Bima pergi ke Jerman karena ada Alya disana sebagai tempat pulang. Mereka nyaman satu sama lain well lebih tepatnya takut untuk melepas satu sama lain. sampai akhirnya muncul pasangan lain di kehidupan mereka, menarik mereka untuk keluar dari ketakutan masing-masing sampai akhirnya mereka sadar kalau zona nyaman yang selama ini mereka tempati itu hanya tempat berlindung dari ketakutan satu sama lain.

seseorang pernah berkata, gue cuma mencari sesuatu yang sebetulnya ga ada atau sesuatu yang sebetulnya ga gue butuhkan. well, she might be right but otherwise she also wrong.

aku pernah keluar dari zona nyaman, berada di tempat dimana aku merasa asing, dan berhasil bertahan. kenyataannya aku bertahan karena aku selalu sembunyi, aku selalu sembunyi di kamar, berdiam diri atau meminta support dari orangtua. well, i might be struggle but it isn't because i want it but because i have to. bertahan melakukan apa yang sebenarnya ga aku mau itu.... kinda useless and wasting time. meskipun gak sedikitpun aku menyesal karena aku tetap dapet sesuatu dari useless and wasting time itu tapi mungkin kalau dulu aku lebih berani untuk berhenti dari hal yang sebenarnya aku gak suka, aku mungkin bisa dapat lebih. Tapi itu belum tentu juga kan so, I am just deal with it.

terus sudahkah aku keluar dari ketakutan ku? i think so
hal yang paling gak aku suka sebetulnya adalah pindah. pindah dari satu tempat ke tempat yang lain buat aku itu lebih PR banget daripada pindah dari satu lingkungan sosial (organisasi) ke lingkungan sosial yang berbeda. Aku senang mengenal banyak orang tapi aku gak suka pindah rumah, meskipun masih ada di kota yang sama.akhir tahun 2017 ini aku mencoba untuk keluar dari ketakutanku dengan mencoba untuk travelling sendiri. well, banyak hal yang udah aku lakukan secara sendiri di bandung. bahkan aku udah pernah ke jakarta sendiri. next is pergi ke kota lain di indonesia sendirian, kemudian mungkin ke luar negeri sendirian. yah melancong ajalah. selalu banyak hal baru yang bisa ditemukan ketika kita sendiri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Eight Years In One Day

Bidik Jurusan Gratis ? Youth Manual Aja

Indigo