Satu Jam Saja

Setelah gue nonton film Satu Jam Saja yang di perankan oleh Vino Bastian, Revalina S Temat, dan Andhika Pratama., gue punya teori tentang persahabatan iu seperti apa?
sebelumnya gue mau kasih sedikit sinopsis tentang film Satu Jam Saja yang baru sempet gue tonton itu.

ceritanya tentang tiga sahabat yaitu, Andika (Vino G. Bastian), Gadis (Revalina S.Temat), dan Hans (Andhika Pratama), mereka sahabatan dari SMA. mereka bertiga janji untuk ga saling jatuh cinta satu sama lain.
suatu ketika, Andika dapet beasiswa ke Jerman, Andika yang saat itu sedang butuh menyendiri menghilang beberapa saat. saat berita gembira itu sampai, gadis dan hans bermaksud menyampaikannya pada andika karena hanya mereka berdua yang tau andika di mana saat itu. namun saat perjalanan menuju tempat andika mobil mereka mogok, hans dan gadis akhirnya melakukan "itu", sampai akhirnya gadis hamil.
sejak itu Hans menghilang. Akhirnya Andika lah yang menikahi Gadis. bukan karena ia terpaksa tapi karena cinta andika pada gadis yang begitu besar. namun saat andika dan gadis telah memiliki rumah tangga mereka sendiri, hans tiba-tiba muncul kembali dan bermaksud bertanggung jawab dan meminta maaf pada gadis.

Di sini gue melihat betapa seorang cowo bisa begitu rela berkorban untuk seorang cewek yang ia cintai. hal yang membuat gue sadar setelah menonton film ini adalah bahwa sahabat mungkin bukan segalanya, tapi segalanya bisa berawal dari sebuah persahabatan.

yang ingin gue tau adalah gimana sih sebenarnya sikap cowo pada orang yang ia sayangi dan cintai. karena gue tau gak semua cowo seperti hans, mungkin sebenarnya hans pun hanya terbawa hawa nafsu yang berasal dari cintanya pada gadis. namun ekspresi cinta yang ia tunjukan pada gadis membuat gadis kehilangan segalanya. berbeda dengan andika yang menunjukan rasa cintanya pada gadis dengan kehadirannya menemani di saat gadis mengalami saat-saat sulit dalam hidupnya.
yang gue tau gak semua cowo pengecut dan bajingan. namun sampai detik ini belum pernah gue melihat dalam kehidupan nyata yang bukan dongeng atau film, sosok cowo yang rela berkorban demi cewek yang ia cintai. karena pengorbanan pada dunia nyata tidak seindah dalam dongeng dan dalam film. di dunia nyata kalau cowo rela berkorban untuk cewek berarti cowo itu rela di perbudak. dan itu bukanlah presepsi cinta yang gue harapkan. karena buat gue cinta itu saat dua orang yang saling mencinta bisa saling melengkapi dan berdiri tegak sejajar sementara keduanya saling merendah serta saling menghargai.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Eight Years In One Day

Bidik Jurusan Gratis ? Youth Manual Aja

Indigo