Bukan childfree

 Anak itu bagai kanvas kosong. Kita Tau kan kanvas itu harganya tidak murah, sehingga ketika kita mau melukis di kanvas, banyak yang kita pikirkan. Mau melukis apa, pakai cat apa, bahan kanvas nya nanti pakai yang gimana, bahkan sebelum melukis di kanvas kadang kita buat dulu sketsa gambar yang akan dilukis itu. Terus ketika mau menorehkan tinta, kita oles dengan hati hati tinta itu di kanvas. Kurang lebih begitu penggambaran fatiya soal anak. 

Memiliki anak itu tidak sama seperti memilih pasangan Dan menikah. Karena ketika menikah kita Dan pasangan kita sama sama dua orang manusia yang sudah dewasa. Namun anak itu adalah manusia mungil yang bahkan belum bisa apa-apa. Mereka hanya bisa bergantung pada orang dewasa di sekitarnya. 

Secara biologi, bayi manusia lahir dalam keadaan premature meskipun lahir di usia kandungan 9 bulan. Karena setelah lahir, bayi manusia tumbuh sempurna di pelukan ibunya. Itulah mengapa bayi manusia sangat bergantung pada orang dewasa di sekitarnya. Tanpa bantuan orang dewasa, hampir mustahil seorang bayi yang baru dilahirkan bisa bertahan hidup. 

Menurut penelitian, pada usia kehamilan 4 minggu, janin sudah memiliki otak, tulang belakang, Dan jantung. Tiga organ ini adalah kunci Dari jiwa Dan raga seorang manusia. Sehingga menurut Islam, pendidikan anak dimulai sejak Dari dalam kandungan. 

Ketika mengibaratkan anak bagai kanvas putih, sewajarnya seorang calon orangtua merencanakan akan dijadikan manusia dengan pribadi Dan fisik seperti apa anak ini. Calon orangtua yang baik akan memikirkan nutrisi yang masuk ke tubuh calon anaknya, baik itu nutrisi rohani maupun nutrisi jasmani. 

Maka ketika mengibaratkan anak bagai kanvas putih, memiliki anak memerlukan sebuah perencanaan. Disiapkan fisik calon ibunya, disiapkan nutrisi untuk calon bayi nya kelak, disiapkan pula pendidikan untuk calon bayi sejak dalam kandungan. Terlepas Dari hasil akhirnya bagaimana itu Kuasa Allah subhanawataalla, namun sebagai calon orangtua selayaknya kita merencanakan baik-baik sebelum memiliki anak. Jangan sampai anak kita nanti terlahir hanya untuk memenuhi populasi bumi yang sudah tua Dan rusak. 

Anak itu tidak pernah meminta untuk dilahirkan, kita yang menjadikan dia ada, Allah subhanawataalla yang menghidupkannya di Rahim seorang wanita. Dan ketika Allah subhanawataalla meniupkan ruh kedalam janin maka telah Allah titipkan amanah anak pada diri manusia itu. Kita jaga, kita sayangi, kita didik. Namun selayaknya titipan, ketika Allah subhanawataalla memintanya kembali kita pula dituntut untuk ikhlas. 

Ikhlas Dan tawakal adalah jalan kunci kehidupan. Kita bisa ikhlas Dan tawakal menerima amanah, maka kita juga harus bisa ikhlas Dan tawakal ketika amanah tersebut harus kembali kepada pemiliknya yang Maha Memiliki. 

Semoga postingan ini bisa membuat para calon orangtua benar-benar menganggap serius dalam memiliki Dan membesarkan seorang anak. Dan bagi mereka yang belum dikarunai keturunan untuk senantiasa bersabar Dan ikhlas. Tidak ada yang Salah dengan menunda memiliki anak. Tidak ada yang Salah dengan tidak ingin memiliki anak, karena keputusan kita yang menjadikan anak itu ada Dan hanya kita yang mengetahui diri kita juga kemampuan kita. Namun sesungguhnya Allah subhanawataalla Maha mengetahui Dan tidak akan Allah bebankan kita sesuatu melainkan Allah Tau kita mampu. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Eight Years In One Day

Bidik Jurusan Gratis ? Youth Manual Aja

Indigo