Closure
Dulu, dalam menyelesaikan masalah aku selalu butuh yang namanya closure, kaya semacam penutupan gitu. Aku pikir dengan closure kita bisa kaya pencet tombol restart terus semua akan baik-baik aja lagi kaya sebelumnya. Naif sekali bukan. Jelas sebuah luka akan selalu meninggalkan bekas. sekarang, aku sadar kalau closure yang aku butuhkan bukan untuk menyelesaikan semua masalah. Bukan pula untuk berpisah secara baik-baik. Ibaratnya kalau rasa paria itu pahit, mau di kasih bumbu masakan apapun, bahkan sampai ditabur gula yang banyak atau di jadiin manisan, ya yang namanya paria tetap akan pahit rasanya. Dan yang namanya perpisahan, mau dibikin semewah atau semegah apapun tetap akan menyakitkan dan menyedihkan. Mungkin memang dulu aku naif, pinginnya semua hal itu indah dan menyenangkan, sampai aku lupa bahwa ada beberapa hal di dunia ini yang memang rasanya pahit, gak enak, dan menyakitkan. Dan closure buat aku sekarang adalah berdamai dengan semua perasaan tidak nyaman itu. Kad...